Abstract
Data dasar program makanan tambahan di wilayah luar Jawa Bali dan Jawa Bali memungkinkan untuk dilakukan analisis lebih lanjut untuk mengetahui faktor determinan status gizi dan status anemia. Selain itu untuk mengetahui faktor yang paling berkaitan dengan status gizi dan status anemia . Untuk itu telah dilakukan analisis bivariat dengan teknik Kai Kuadrat dan analisis multivariat dengan teknik regresi logistik. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor determinan status gizi murid SD di wilayah luar Jawa Bali adalah kebiasaan jajan makanan tradisional, kebiasaan sarapan pagi yang terdiri dari makanan pokok dan lauk nabati, pekerjaan dan pendidikan ayah dan ibu (p<0,05). Faktor determinan status gizi murid SD di wilayah Jawa Bali adalah pengetahuan murid SD tentang empat sehat lima sempurna, minum obat cacing dan kebiasaan sarapan dengan bentuk makanan berupa makanan jajanan (p<0,05). Sedangkan faktor determinan status anemia murid SD di wilayah luar Jawa Bali adalah minum obat cacing, kebiasaan sarapan dengan makanan pokok dan lauk hewani, sarapan pada hari PMT dan sarapan pada bukan pada hari PMT (p<0,05). Faktor determinan status anemia di wilayah Jawa Bali adalah kebiasaan cuci tangan sebelum makan, kebiasaan sarapan dengan makanan pokok dan lauk hewani dan kebiasaan sarapan dengan lauk nabati (p<0,05) Hasil analisis regresi logistik menunjukkan bahwa faktor yang paling berkaitan dengan status gizi murid SD di wilayah luar Jawa Bali adalah kebiasaan sarapan dengan makanan pokok dan lauk nabati (p=0,02) dan faktor yang paling berkaitan dengan status gizi murid SD di wilayah Jawa Bali adalah kebiasaan sarapan dengan makanan berupa makanan jajanan (p=0,01). Selanjutnya faktor yang paling berkaitan dengan status anemia di wilayah luar Jawa Bali dan wilayah Jawa Bali adalah kebiasaan sarapan dengan makanan pokok dan lauk hewani (p=0,00 dan p=0,00).