View Item 
      •   R2KN Home
      • Kementerian Kesehatan
      • Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
      • Repositori Balitbangkes
      • View Item
      •   R2KN Home
      • Kementerian Kesehatan
      • Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
      • Repositori Balitbangkes
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      Pengaruh Status Gizi terhadap Kadar Yodium Urin setelah Pemberian Kapsul Minyak Beryodium pada Anak Sekolah Dasar di Daerah Gondok Endemik

      Date
      2002
      Author
      Prihatini, Sri
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh status gizi terhadap kadar yodium urin setelah pemberian kapsul minyak beryodium pada anak sekolah dasar di daerah gondok endemik. Rancangan penelitian adalah kohort prospektif, dengan status gizi sebagai faktor resiko. Populasi penelitian adalah murid sekolah dasar usia 6?10 tahun di tiga desa di Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat. Sampel penelitian dibagi ke dalam dua kelompok yaitu; (a) kelompok anak gizi kurang sebagai kelompok terpapar (n=47) dan (b) kelompok anak gizi baik sebagai kelompok tidak terpapar (n=58). Data yang dikumpulkan meliputi, berat badan, tinggi badan, ketebalan lemak bawah kulit (skinfold), kadar yodium urin, pembesaran kelenjar gondok, keadaan cacing, konsumsi egergi dan protein, konsumsi garam dan kejadian diare dan jumlah urin selama 3 hari. Uji beda T dilakukan untuk mengetahui perbedaan jumlah yodium yang hilang selama 3 hari setelah pemberian kapsul, regresi logistik ganda untuk mengetahui pengaruh status gizi dan faktor lainnya terhadap kecukupan yodium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata jumlah yodium yang dikeluarkan melalui urin selama tiga hari, lebih tinggi pada kelompok gizi kurang yaitu 27,1% dibandingkan kelompok gizi baik yaitu 25,5% namun perbedaannya tidak berbeda bermakna (p>0,05). Median kadar yodium urin setelah 6 bulan pemberian kapsul beryodium, yaitu 87 micron g/l pada kelompok gizi kurang dan 110 micron g/, pada kelompok gizi baik dan berbeda bermakna (p<0,05). Dengan batas kecukupan yodium 100 micron g/l, setelah 6 bulan pemerian kapsul yodium, 69% anak gizi kurang dan 30,2% anak gigi baik sudah mengalami defisiensi yodium ringan (p<0,05). Dari penelitian ini disimpulkan bahwa rata-rata jumlah yodium yang dikeluarkan dalam urin selama 3 hari pada anak gizi kurang lebih tinggi dibandingkan anak gizi baik, tetapi tidak berbeda bermakna. Anak status gizi kurang (BB/TB) mempunyai resiko kekurangan yodium lebih besar dari anak bergizi baik setelah 6 bulan pemberian kapsul yodium. Resiko pada anak laki-laki gizi kurang lebih besar dari perempuan.
      URI
      http://repository.litbang.kemkes.go.id/1890/ Prihatini, Sri (2002) Pengaruh Status Gizi terhadap Kadar Yodium Urin setelah Pemberian Kapsul Minyak Beryodium pada Anak Sekolah Dasar di Daerah Gondok Endemik. Project Report. Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan Makanan.
      Collections
      • Repositori Balitbangkes [2647]

      Copyright © Badan Litbangkes - Kementerian Kesehatan RI
      Jl. Percetakan Negara no.29, Jakarta Pusat 10560, Indonesia
      All rights reserved. 2019
      Contact Us | Send Feedback
        

       

      Browse

      All of R2KNCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      LoginRegister

      Copyright © Badan Litbangkes - Kementerian Kesehatan RI
      Jl. Percetakan Negara no.29, Jakarta Pusat 10560, Indonesia
      All rights reserved. 2019
      Contact Us | Send Feedback