View Item 
      •   R2KN Home
      • Kementerian Kesehatan
      • Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
      • Repositori Balitbangkes
      • View Item
      •   R2KN Home
      • Kementerian Kesehatan
      • Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
      • Repositori Balitbangkes
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      Pengembangan Metoda Isolasi untuk Mendapatkan Kadar Artemisinin yang Optimal Guna Menuju Kemandirian Bahan Baku Obat Malaria

      Date
      2008
      Author
      Isnawati, Ani
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Artemisinin merupakan obat malaria baru yang dihasilkan dari tanaman Artemisinin annual L. Artemisinin dapat bekerja efektif, cepat dan mempunyai efek samping kecil yang ditujukan untuk pengobatan malaria yang telah resisten terhadap klorokuin. Senyawa ini terkandung dalam tanaman dalam jumlah kecil yakni berkisar 0,1 ? 0,4%. Walaupun telah ditemukan sejak tahun 1972 tapi sangat sulit untuk disintesa. Upaya untuk mendapatkan produk akhir dengan kadar artemisinin tinggi dalam tanaman dilakukan berbagai cara yaitu diantaranya dengan perlakuan budidaya tanaman, rekayasa genetik tanaman dan cara/metoda ekstraksi /isolasi artemisinin. Penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan metoda isolasi untuk menghasilkan kadar artemisinin yang optimal. Metoda isolasi dilakukan dengan mengekstrak herbal kering Artemisinin annua L. dengan menggunakan 2 metode ekstraksi yaitu dengan cara panas dan ekstraksi bertingkat. Cara panas dilakukan secara langsung menggunakan pelarut methanol, selanjutnya difraksinasi secara partisi menggunakan pelarut yang berbeda kepolarannya seperti heksan, diklormetan, dan etil asetat. Sedangkan yang kedua dengan cara ekstraksi bertingkat menggunakan pelarut heksan, diklormetan, dan etil setat yang masing-masing mempunyai kepolaran berbeda. Metode ekstraksi merupakan modifikasi dari metode isolasi yang pernah dilakukan di luar negeri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cara dingin baik dari hasil ekstrak maupun fraksinasi tidak terindentifikasi artemisinin dengan PLT. Cara panas baik ekstraksi langsung maupun bertingkat menunjukan positif artemisinin pada fraksi asetonitril dengan menggunakan KLT. Identifikasi lebih lanjut menggunakan Spektrofotometer infra merah dan spektrofotometri UV. Penetapan kadar dengan cara densitometri menunjukkan kadar 0,3%, sedangkan dengan menggunakan HPLC diperoleh kadar 0,37%. Metode isolasi terbaik adalah metode cara panas dengan ekstraksi bertingkat.
      URI
      http://repository.litbang.kemkes.go.id/1924/ Isnawati, Ani (2008) Pengembangan Metoda Isolasi untuk Mendapatkan Kadar Artemisinin yang Optimal Guna Menuju Kemandirian Bahan Baku Obat Malaria. Project Report. Pusat Penelitian dan Pengembangan Bio Medis dan Farmasi.
      Collections
      • Repositori Balitbangkes [2647]

      Copyright © Badan Litbangkes - Kementerian Kesehatan RI
      Jl. Percetakan Negara no.29, Jakarta Pusat 10560, Indonesia
      All rights reserved. 2019
      Contact Us | Send Feedback
        

       

      Browse

      All of R2KNCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      LoginRegister

      Copyright © Badan Litbangkes - Kementerian Kesehatan RI
      Jl. Percetakan Negara no.29, Jakarta Pusat 10560, Indonesia
      All rights reserved. 2019
      Contact Us | Send Feedback