Abstract
Telah dilakukan analisis pencemaran udara di DKI Jakarta melalui inventarisasi emisi menggunakan data sekunder tahun 2005 dan pengukuran pencemaran udara di DKI Jakarta tahun 2006. Tujuan analisis ini adalah untuk memetakan pencemaran udara di DKI Jakarta khususnya parameter TSP, Pb dan NOx. Beban emisi yang dihitung adalah TSP dan NOx. Polutan yang diukur adalah TSP, Pb dan NOx. Pengukuran meliputi 25 titik sampling yang tersebar di lima wilayah di DKI Jakarta. Pengukuran dilakukan selama 24 jam pada masing-masing titik sampling. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa sekitar 40% wilayah Jakarta memiliki nilai konsentrasi TSP yang melebihi nilai ambang batas. Sekitar 12% wilayah Jakarta memiliki konsentrasi Pb yang melebihi nilai ambang batas. Tidak ada wilayah Jakarta yang memiliki konsentrasi NOx yang melebihi nilai ambang batas. Konsentrasi TSP di wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Barat dan Jakarta Timur telah melewati nilai ambang batas sedangkan konsentrasi NOx di seluruh wilayah Jakarta masih dibawah nilai ambang batas. Nilai beban emisi untuk TSP berkisar antara 3.195,63 - 374.286,55 gr/hari atau berkisar antara 1,17 - 136,61 ton/tahun. Nilai beban emisi untuk NOx berkisar antara 11.379,08 - 1.221.839,03 gr/hari atau sekitar 4,15 - 445,97 ton/tahun. Beban emisi paling besar untuk TSP dan NOx terdapat di sekitar Jalan Gatot Subroto dan Jalan Jenderal Sudirman. Dari analisis ini disimpulkan bahwa mobil pribadi merupakan kontributor utama dalam meningkatkan beban emisi TSP dan NOx. Semakin tinggi volume kendaraan yang melintas di suatu wilayah, maka konsentrasi TSP, Pb dan NOx pun cenderung semakin meningkat.