Abstract
Pola obesitas dapat berdasarkan Index Masa Tubuh (IMT) atau L.P. (Iingkar perut) untuk menilai obesitas abdominal. Saat ini kriteria obesitas menurut WHO untuk Negara Eropa memakai Index Masa Tubuh (IMT), yang mungkin pengukuran ini tidak tepat untuk populasi Asia. Hal ini dapat ditunjukkan dengan meningkatnya risiko yang dihubungkan abdominal obesitas tetapi IMT nya yang rendah pada populasi di Asia. Penyakit yang terkait dengan obesitas pada populasi di Indonesia akan dianalisis baik memakai IMT maupun pengukuran L.P. untuk menilai pola obesitas di Indonesia. Menggunakan data Riskesdas dari 33 provinsi tahun 2007 dan 2008 di Indonesia baik wilayah pedesaan maupun perkotaan. Dengan tujuan untuk mengevaluasi polaobesitas yang sesuai untuk Indonesiayang berhubungan dengan penyakit akibat obesitas baik menurut IMT maupun LP dan factor risiko bersama penyakit tersebut. Obesitas disini dengan standart IMT ≥25 dan LP untuk laki-laki > 90 cm, wanita > 80 cm. Penyakit akibat obesitas : jantung menurut DG, DM baik berdasarkan DG maupun Urban, hipertensi baik menurut DG maupun Ukur. Prevalensi obesitas menurut LP lebih tinggi dari pada IMT berdasarkan status Demografi, Faktor risiko bersama yang utama terhadap penyakit akibat obesitas adalah umur, merokok, aktifitas fisik yang kurang, minum alkohol. Makanan asin hanya berpengaruh terhadap Hipertensi Ukur. Penyakit akibat obesitas banyak terdeteksi dengan LP dari pad a IMT. Hal ini merupakan salah satu instrument yang menunjukkan bahwa untuk Indonesia ukuran obesitas yang dikaitkan dengan penyakit akibat obesitas lebih tepat memakai Lingkar Perut.