Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hasil implementasi RS menjadi unit swadana di RSUD tipe C. Pengumpulan data dilakukan di 4 RS yang sedang di uji coba swadana, yaitu RSUD Pasar Rebo DKI Jakarta, RSUD Sumedang Jabar, RS RAA Soewandono Pati Jateng dan RSUD Jombang Jatim. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara karyawan dan penderita, depth interview dengan Direktur/Ka. TU mengenai proses implementasi serta pencatatan pelaporan RS selama 5 tahun terakhir (1989 s/d 1993). Analisis ini dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat efisiensi keluaran yang diukur dari BOH, LOS, BTO dan TOI menunjukkan peningkatan dari sebelum swadana menjadi swadana. BOR sebesar 70-82 %, LOS berkisar antara 4,9-6,0 hari, BTO sebesar 50-62 hari, sedangkan TOI antara 1,0-2,0 hari. Jumlah kunjungan rawat jalan dan rawat inap cenderung meningkat, termasuk kunjungan pelayanan penunjang yakni laboratorium dan radiologi. Pendekatan legalistik membutuhkan waktu cukup lama yakni lebih dari 24 bulan dengan waktu terlama adalah di DPRD Tingkat II. Pendekatan ekonomi dilakukan dengan menggunakan prinsip akuntansi cash basis dan tenaga dalam bidang ini tidak ada. Peningkatan kesejahteraan materi dirasakan karyawan dengan meningkatnya pendapatan mereka sebanyak Rp.45. 000,- perbulan (range Rp. 14.600,-- Rp.76.800,-), ditambah dengan adanya kesejahteraan non materi seperti wisata dan tambahan kursus/pelatihan. Peningkatan disiplin kerja dan tambahan beban dirasakan oleh karyawan. Tetapi ada sebagian karyawan yang tidak tahu menahu mengenai swadana. Peningkatan mutu pelayanan dirasakan dengan selalu diperiksanya penderita melalui laboratorium (1,2 x per penderita per episode). Pembayaran oleh pasien dirasakan penderita mengalami penurunan karena tarif tidak dinaikkan, tetapi pelayanan di rasakan sudah cukup memuaskan.