Abstract
Pengendalian nyamuk Aedes aegypti yang paling populer adalah menggunakan pengasapan (fogging) dengan menggunakan insektisida. Namun hal ini akan efektif jika insektisida yang digunakan belum resisten terhadap insektisida yang dipakai. Resistensi terjadi akibat adanya paparan yang terus menerus dari insektisida yang sama serta semakin banyaknya sumber penggunaan insektisida baik di lingkungan rumah tangga dan pertanian. Banjarmasin merupakan daerah yang kasus demam berdarah ada sepanjang tahun, dan upaya pengendalian yang dilakukan adalah dengan fogging dengan insektisida jenis Malathion dan ini berlangsung sejak 15 tahun yang lalu. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat distribusi, mengetahui karakteristik habitat dan status resistensi nyamuk Ae.aegypti yang ada di Kota Banjarmasin. Pengumpulan data dilakukan dengan survey larva Ae.aegypti pada tiap rumah yang terpilih di lima kecamatan yang ada di Kota Banjarmasin yaitu Banjarmasin Barat, Banjarmasin Timur, Banjarmasin Tengah, Banjarmasin Utara dan Banjarmasin Selatan. Masing-masing kecamatan diambil sebanyak 30 rumah ditambah tempat umum dan dilakukan pemetaan. Larva yang diambil dipelihara untuk dilakukan pengujian suseptibilitas untuk mengetahui status resistensi Ae.aegypti. Hasil dari penelitian ini didapatkan habitat Ae.aegypti di Kota Banjarmasin tersebar hampir di semua wilayah, dengan tempat yang paling disukai berupa bak mandi, drum penampungan air luar dan dalam rumah dan tempayan. Hasil uji suseptibilitas menunjukan bahwa Ae.aegypti telah resisten terhadap Malathion 0,8% sehingga perlu adanya kebijakan dari program untuk mengganti jenis insektisida ini dalam upaya pengendalian.