Abstract

Diagnosis secara dini DBD masih mengalami kesulitan karena beberapa hal yaitu, kurangnya ketrampilan dokter menegakkan diagnosis, pemeriksaan laboratorium yang membutuhkan waktu lama, dan beberapa virus maupun bakteri dapat memberikan gejala menyerupai DBD stadium awal. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk membantu mempertajam diagnosis klinis DBD lebih dini sehingga penatalaksanaan penderita dapat dilakukan lebih tepat. Penderita tersangka DBD dengan hasil uji Inhibisi Hemaglutinasi (IH) terhadap Dengue negatif dari bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RS dr. mangunkusumo dan Bagian Penyakit Tropis dan Infeksi, bagian Ilmu Penyakit Dalam RSP telah dikumpulkan sebanyak 116 orang. Kemudian dilakukan pemeriksaan IH secara Clark dan Cassal pada serum fase akut dan serum fase konvalesen terhadap Chikungunya, Campak, Influenza A dan Influenza B. Serta dilakukan uji aglutinasi secara Stained Salmonella Suspension (SSS) pada spesimen akut saja. Pada golongan anak, ditemukan Campak (3.4%), dan Influenza B (17.2%), pada uji aglutinasi menurut metoda SSS, memberikan hasil positif pada titer 1/320 pada SPTBH (6.9%), STH (13.8%), SPTAO (41.4%), SPTBO (72.4%) dan STO (20.7%). Pada golongan dewasa, ditemukan Chikungunya (3.4%), Influenza A (3.4%) dan Influenza B (6.9%). Pada uji aglutinasi menurut metoda SSS, memberikan hasil positif pada titer 1/320 pada SPTAH (34.5%), SPTBH (20.7%), STH (44.8%), SPTAO (34.5%), SPTBO (93.1%) dan STO (24.1%). Kesimpulan, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang gambaran klinis dan laboratoris kasus DBD dengan hasil uji IH Dengue negatif terhadap penyebab virus dan bakteri lain.