Tanaman teh putih dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal dari diminum biasa
hingga sebagai obat antihiperlipidemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
gejala ketoksikan yang akan ditampakkan oleh mencit jantan setelah diberi ekstrak
etanol teh putih. Mencit jantan dikelompokkan menjadi 5 kelompok. Variasi dosis
ekstrak teh putih yang diberikan yaitu 4,032 mg/20 g BB, 20,16 mg/20 g BB, 100,8
mg/20 g BB dan 504 mg/20 g BB serta Na CMC 2% sebagai kontrol. Gelagat yang
diamati pada pengujian ini yaitu gelagat ketoksikan yang meliputi inkordinasi otot
tangan dan kaki, katalepsi, straub, kejang, tremor, respon nyeri, gerakan spontan,
miosis, dan piloereksi. Pengamatan dilakukan selama 6 jam pertama dan dilihat
adakah gelagat ketoksikan yang baru muncul di 24 jam berikutnya. Dari hasil
analisa menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara variasi dosis terhadap munculnya gelagat kejang, inkordinasi otot
tangan dan kaki serta katalepsi pada taraf signifikansi 0,05 dan df 4.