Latar Belakang: Menurut WHO tahun 2015 jumlah AKB dalam usia 28 hari pertama kehidupan per 1000 kelahiran hidup. Menurut profil kesehatan Indonesia tahun 2013 AKI di Indonesia mencapai 228/100.000 kelahiran hidup. Profil kesehatan provinsi Jawa Barat tahun 2012 AKI mencapai 86,3/100.000 kelahiran hidup. Kasus Ketuban Pecah Dini di RSUD Indramayu masih tinggi yaitu sebanyak 872 kasus, kejadian ketuban pecah dini di RSUD Indramayu menduduki posisi kedua dengan 325 kasus. Tujuan: Untuk mengetahui penatalaksanaan asuhan kebidanan pada Ny.S G1P0A0 dengan Ketuban Pecah Dini dan Asfiksia di RSUD Indramayu. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, pengambilan data melalui observasi dan wawancara. Simpulan: Penatalaksanaan asuhan kebidanan di RSUD Indramayu belum sepenuhnya sesuai dengan standar pelayanan kebidanan, masih terdapat kesenjangan dalam penatalaksanaan yang diberikan. Saran: Diharapkan pemberi asuhan kebidanan dapat meningkatkan mutu pelayanan kebidanan sesuai dengan kewenangan sehingga dapat menurunkan AKI dan AKB.