Abstract
Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia 359 per 100.000 kelahiran hidup. Hipertensi dalam kehamilan merupakan salah satu dari tiga penyebab tertinggi angka kematian pada ibu. Angka Kematian Bayi (AKB) 32 per 1000 kelahiran hidup. Kehamilan postterm mempunyai hubungan erat dengan mortalitas, morbiditas pada perinatal. Tujuan penulisan laporan tugas akhir ini untuk melakukan Asuhan Kebidanan pada Ny. E hamil 43 minggu inpartu dengan hipertensi gestasional di PONEK BLUD RS Sekarwangi.
Metode yang digunakan adalah metode studi kasus dengan pendekatan manajemen kebidanan dengan pendokumentasian menggunakan teknik SOAP. Data yang diperoleh dengan wawancara, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, observasi, studi dokumentasi, dan studi literatur.
Hasil anamnesa Ny. E usia 25 tahun mengaku mulas secara teratur, sakit kepala tidak hilang dengan beristirahat sejak kemarin. HPHT 8 Mei 2015, TP 15 Pebruari 2016. Ibu mengaku hamil lebih bulan, hamil pertama dan belum pernah keguguran. Hasil pemeriksaan tekanan darah 200/130 mmHg, pernapasan 20x/menit, teratur. Tinggi fundus uteri (TFU) 31 cm, detak jantung janin (DJJ) 133x/menit teratur. Terdapat edema pada kedua kaki, refleks patella kedua kaki positif. Pemeriksaan genitalia portio tebal lunak, pembukaan 6 cm, ketuban utuh, hodge II, ubun-ubun kecil (UUK) kiri depan. Hasil laboratorium protein urin negatif. Diagnosa yang ditegakkan adalah Ny. E usia 25 tahun G1P0A0 hamil 43 minggu inpartu kala I fase aktif dengan hipertensi gestasional. Janin tunggal, hidup, presentasi kepala. Keadaan janin baik. Penatalaksanaan yang dilakukan yaitu pemantauan keadaaan ibu dan janin serta kolaborasi dengan dokter Sp.OG, diantaranya terapi MgSO4 setelah syarat terpenuhi, terapi oral dopamet 500 mg, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan non stress test, rencana partus spontan pervaginam.
Kesimpulan dari asuhan yang dilakukan yaitu tidak semua sesuai dengan teori dan terdapat beberapa kesenjangan penatalaksanaan dengan teori yang ada. Saran yang diberikan yaitu pembuatan segera revisi Standar Prosedur Operasional untuk penanganan kasus kehamilan postterm dan hipertensi gestasional, ibu dan keluarga dapat mengenali tanda bahaya masa nifas dengan hipertensi gestasional.