Abstract

Sisa plasenta adalah salah satu penyebab perdarahan postpartum yang merupakan satu dari tiga penyebab kematian ibu. Di RSUD Kelas B Cianjur perdarahan postpartum menempati posisi ketiga penyumbang AKI, yaitu sebesar 21,8% (7 orang). Kejadian sisa plasenta untuk periode tahun 2015 sebanyak 4,6% (214 orang) dari total 4.624 pasien postpartum. Tujuan dari penulisan laporan tugas akhir ini adalah untuk dapat memahami dan menerapkan asuhan pada kasus sisa plasenta. Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan tugas akhir adalah studi kasus melalui pendekatan manajemen kebidanan yang diaplikasikan dalam bentuk pendokumentasian SOAP. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, pemeriksaan fisik dan laboratorium, observasi, studi dokumentasi dan studi literatur. Hasil pemeriksaan data subjektif yaitu, mengeluh mulas pada perut, pernah mengalami perdarahan karena plasenta letak rendah usia kehamilan 5 bulan, ini merupakan persalinan keempat dan pernah keguguran satu kali serta, jarak kehamilan kurang dari dua tahun. Data objektif keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 78 kali/menit, pernafasan 16 kali/menit, suhu 36,5oC. Pada pemeriksaan fisik abdomen kandung kemih kosong, TFU teraba sepusat, uterus berkontraksi lemah, ekstremitas kuku tampak pucat. Hasil USG kesan sisa plasenta. Ditegakkan diagnosa yaitu Ny.A, usia 33 tahun, P4A1, postpartum 1 hari dengan sisa plasenta dan anemia ringan. Penatalaksanaan yang dilakukan berdasarkan analisa tersebut adalah memberikan penjelasan mengenai hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, melakukan kolaborasi dengan dokter Sp.OG dan advis dokter diantaranya: dilakukan tindakan kuretase untuk mengeluarkan sisa plasenta dan pemberian tablet Fe. Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif dan objektif bahwa Ny. A ditegakkan diagnosa sisa plasenta dan anemia ringan dan penatalaksanaan yang dilakukan sudah cukup baik dan sesuai teori. Saran untuk klien, untuk tidak hamil kembali dengan menggunakan kontrasepsi jangka panjang, bagi profesi bidan saat tindakan eksplorasi dapat memberikan obat anti nyeri dan pihak rekan medik untuk menyusun protap.