Abstract

Masalah yang terjadi pada remaja putri salah satunya ketidakpuasan remaja putri terhadap keadaan tubuhnya bertentangan dengan salah satu tugas perkembangan yang harus dilakukan di masa remaja, yaitu menerima kondisi fisiknya serta memanfaatkan tubuhnya secara efektif. Perasaan remaja dimana merasa tidak puas dengan penampilan fisik yang dimilikinya disebut kecenderungan body dysmorphic disorder. Rasa tidak puas tersebut menyebabkan ketidakpercayaan diri yang pada saat individu berada di kehidupan sosial, pekerjaan, atau area penting lainnya sehingga menimbulkan kecemasan dan harga diri rendah. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Cara pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan sampel sebanyak 86 . Pengumpulan data diperoleh dengan cara mengisi kuesioner screening body dysmorphic disorder lalu kuesioner HARS yang berisi 14 pernyataan untuk mengukur tingkat cemas serta kuesioner Rosenberg yang berisikan 10 pertanyataan mengensi harga diri. Hasil dar penelitian menunujukan bahwa 53% siswi dengan kecenderungan body dysmorphic disorder mengalami cemas sedang, 45% mengalami cemas ringan serta 2% mengalami cemas berat. Untuk pengukuran harga diri siswi dengan kecenderungan body dysmorphic disorder 53% memiliki harga diri rendah dan 47% memiliki harga diri baik.Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu keperawatan jiwa.