Anemia pada ibu hamil dan gangguan pertumbuhan janin selama kehamilan
menjadi salah satu dari faktor risiko yang dapat menimbulkan kejadian patologis
dalam persalinan, nifas dan bayi baru lahir. Sehingga diperlukan pemantauan secara
berkala yaitu dengan asuhan berkesinambungan atau Continuity of Care yang
dilakukan mulai dari kehamilan, persalinan, bayi, nifas dan keluarga berencana (KB).
Penulis tertarik mengambil kasus ibu hamil di Puskesmas Danurejan II dengan
responden Ny. S G2 P1 A0 Ah 1 usia 30 tahun.
Ny. S pada usia kehamilan 29+4
minggu memiliki masalah anemia ringan dan
pertumbuhan janin terhambat (PJT) dimana Hb ibu 10,3 gr%/dL dan TFU 1 jari
diatas pusat (20 cm). Janin Ny.S mengalami malposisi dengan presentasi bokong di
usia kehamilan 32+4
minggu tetapi pada kunjungan ulang posisi janin sudah kembali
normal. Pada kunjungan kehamilan terakhir sebelum bersalin, Ny.S melakukan
pemeriksaan Hb dimana ibu tidak anemia lagi dan kondisi janin saat itu baik dengan
TBJ yang sudah sesuai. Hasil tersebut menjadi evaluasi yang baik terhadap asuhan
yang diberikan selama proses kehamilan. Ibu bersalin secara spontan di RSKIA
Permata Bunda dengan kala 1 memanjang (37 jam 15 menit), perdarahan dalam
batas normal, ruptur perineum grade 1 dan dilakukan penjahitan luka perineum.
Selama masa nifas, kunjungan nifas (KN) dilakukan sebanyak 3 kali. Ny.S tidak
memiliki keluhan berarti saat periksa dengan kondisinya normal dan memilih
menggunakan KB alamiah yaitu Amenorea Laktasi.
Bayi yang dilahirkan menangis spontan, apgar score normal, sehat, dengan
berat lahir 2700 gram, panjang badan 47 cm. Pemeriksaan yang dilakukan pada BBL
Ny.S sudah sesuai dengan melakukan IMD dan pemberian profilaksis. Bayi Ny.S
melakukan kunjungan neonatus (KN) sebanyak 3 kali. Namun pada usia 10 hari,
bayi sempat dirujuk ke RSUD Panembahan Senopati Bantul karena gumoh
berlebihan dan dirawat selama 3 hari dengan pemasangan OGT, infus glukosa dan
pemberian 2 jenis antibiotik. Pada KN ke-3 di usia 21 hari, kondisi bayi sudah baik
dan diberikan imunisasi BCG.
Asuhan berkesinambungan yang telah diberikan pada Ny S dengan masalah
pertama anemia ringan dan PJT di kehamilan Trimester III hingga KB sebagian besar
berhasil sehingga ibu tidak mengalami komplikasi, meskipun terdapat beberapa
asuhan yang belum sesuai dengan kebutuhan ibu. Harapan setelah dilakukan asuhan
berkesinambungan ini adalah dilakukannya asuhan berkesinambungan dengan
melibatkan SDM terkait sehingga ibu hamil dengan anemia mendapatkan pelayanan
yang menyeluruh.