Abstract
Proses kehamilan, persalinan dan nifas adalah proses fisiologis. Keberhasilan upaya kesehatan ibu dapat dilihat dari indicator angka kematian ibu pada masa kehamilan, persalinan dan nifas. Maka dari itu perlu dilakuan asuhan komprehensif pada ibu hamil sampai bayi baru lahir. Menurut dinas kesehatan kabupaten Semarang, AKI di Kabupaten Semarang masih tinggi dikarenakan belum memenuhi target yang ditetapkan. Hal ini ditunjukkan bahwa AKI di Kabupaten Semarang sebesar 120,34 per 100.000 KH, sedangkan target yang ditetapkan adalah sebesar 102 per 100.000 KH AKB di Kabupaten Semarang pada tahun 2015 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2014. Peningkatan ini ditunjukkan data AKB pada tahun 2015 sebesar 11,18 per 1.000 KH (158 kasus), sedangkan pada tahun 2014 sebesar 10,90 per 1.000 KH (142 kasus). Penyebab terbesar AKB adalah BBLR (62 kasus) dan asfiksia (63 kasus) dan sisanya (63 kasus) adalah karena infeksi, kelainan konginetal, aspirasi, tetanus dan lain-lain.Jenis studi kasus yang digunakan adalah metode observasi dengan pendekatan studi kasus manajemen kebidanan. Studi kasus yang digunakan adalah asuhan kebidanan menurut kerangka piker Varney dan SOAP.Hasil studi kasus ini diperoleh diagnosa Ny. U umur 35 tahun G4P3A0 usia kehamilan 37 minggu kehamilan fisiologis dan persalinan fisiologis yang diikuti masa nifas fisiologis.Pada kehamilan tidak didapatkan kesenjangan, pada persalinan tidak didapatkan kesenjangan karena sesuai dengan standar 60 langkah APN. Pada masa nifas tidak terdapat kesenjangan yaitu sehingga konseling KB dilakukan pada KF III. Pada asuhan BBL tidak terdapat kesenjangan.Kesimpulan dari hasil penelitian ini yaitu pada penerapan asuhan kebidanan kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik asuhan kebidanan yang ada di lahan.