Abstract
Spondylitis Tuberculosis adalah kelainan mengenai dua atau lebih pada korpus vertebrae, sering terkena pada vertebrae lower thoracal dan upper lumbal, tuberculosis ini akan menjadi abses paravertebrae. Sekuens T2 HASTE Myelo Sagital menghasilkan citra 2D untuk menampilkan myelography. Secara umum untuk menghasilkan MR Myelography menggunakan single-slice (2D) dan multi-slice (2D) dan multi slice (3D). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur pemeriksaan dan alasan penggunaan sekuens T2 HASTE Myelo Sagital pada MRI Whole Spine dengan kasus spondylitis tuberculosis.Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis dengan melakukan transkrip wawancara, koding terbuka dalam bentuk kuotasi dan ditarik kesimpulan.Hasil penelitian ini menyatakan bahwa prosedur pemeriksaan MRI Whole Spine pada kasus spondylitis tuberculosis, menggunakan protokol yaitu T2 TSE Sagital, T1 TSE Sagital, T2 TSE Transversal (cervical, thoracal, lumbal) dan T2 HASTE Myelo Sagital. Protokol menggunakan kontras yaitu T1 TSE Dixon Sagital, T1 TSE Dixon Koronal dan T1 TSE Fat Saturation Axial. Alasan penggunaan sekuens T2 HASTE Myelo Sagital yaitu untuk melihat cerebro spinal fluid (CSF) adanya blocking atau stagnansi myelum pada medulla spinalis. Pada citra yang terlihat indentasi bisa menghambat liquor maka itu, spondylitis tuberculosis terlihat hipointense dari pada myelum normal terlihat hiperintense. Citra yang dihasilkan T2 HASTE Myelo Sagital yaitu 2D dan membutuhkan waktu 15 detik.