Abstract
Asma bronkhial merupakan proses peradangan disaluran nafas yang mengakibatkan peningkatan responsive dari saluran nafas terhadap berbagai stimulus yang dapat menyebabkan penyempitan saluran nafas yang menyeluruh dengan gejala khas sesak nafas yang reversible. Asma adalah penyakit inflamasi kronik pada jalan napas yang dikarakteristikkan dengan hiperresponsitivitas, edema mukosa, dan produksi mukus. Inflamasi ini berkembang menjadi episode gejala asma yang berulang : batuk, sesak napas, mengi dan dispnea. Menurut Lynda Juall (2007, h.381) menyatakan bahwa ketidakefektifan bersihan jalan napas adalah suatu keadaan ketika seorang individu mengalami suatu ancaman yang nyata atau potensial pada status pernapasan sehubungan dengan ketidakmampuan untuk batuk secara efektif. Tujuan utama dalam pengelolaan ketidakefektifan bersihan jalan napas pada klien dengan asma bronkhial adalah meningkatkan dan mempertahankan kualitas hidup agar penderita asma dapat hidup normal tanpa hambatan dalam melakukan aktivitas sehari - hari ditandai dengan bersihan jalan napas yang efektif yang dibuktikan dengan pencegahan aspirasi, ventilasi tidak terganggu dan kepatenan jalan napas.