View Item 
      •   R2KN Home
      • Politeknik Kesehatan Kemenkes
      • Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang
      • Repository Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
      • View Item
      •   R2KN Home
      • Politeknik Kesehatan Kemenkes
      • Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang
      • Repository Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      PENYANGATAN ARTERI KORONER PADA PENERAPAN METODE PERHITUNGAN DOSIS MEDIA KONTRAS BERBASIS BERAT BADAN DAN BODY SURFACE AREA (STUDI PHANTOM)

      Date
      2019
      Author
      Ayu Musendika Larasati
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Keakuratan penggunaan media kontras merupakan faktor penting dalam menghasilkan penyangatan yang homogen di sepanjang lumen arteri. Salah satu pertimbangan dalam pemberian dosis media kontras adalah berat badan. Namun metode ini tidak memberikan estimasi yang akurat karena menghasilkan volume yang under-dosed pada pasien underweight dan overdosis bagi pasien obesitas sehingga menghasilkan penyangatan yang kurang optimal. Body Surface Area biasa dipakai sebagai indeks klinis untuk menilai fisiologis pasien dalam mendistribusikan obat di dalam tubuh sehingga penggunaan BSA dalam memperhitungankan dosis media kontras masuk akal untuk diujicobakan demi mendapatkan penyangatan yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan penyangatan antara penerapan metode perhitungan dosis media kontras berbasis berat badan dan BSA, dan untuk mengetahui metode yang dapat memberikan penyangatan optimal.Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan pendekatan eksperimen. Pengambilan data dilakukan terhadap 10 citra MSCT phantom arteri koroner yang dihasilkan dari penerapan kedua metode perhitungan dosis menggunakan media kontras 350 mg I/mL (Xolmetras 350 ?Iohexol?) pada 5 sampel berat yaitu 37, 47, 57, 67, dan 77 kg. Penyangatan diukur menggunakan CT Number di enam ROI pada area proksimal, medial, dan distal phantom arteri koroner. Penyangatan yang dihasilkan kemudian dianalisa dengan menggunakan uji beda (Paired T-Test) dari SPSS versi 24.0.Hasil menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan penyangatan yang signifikan dari kedua metode perhitungan dosis (p>0,05). Berdasarkan hasil uji Paired T-Test, penyangatan paling optimal didapatkan dari nilai mean tertinggi yaitu metode BSA dengan nilai 2148,16 HU. Titik potong kedua metode adalah pada BBp 57 kg yang menghasilkan volume media kontras yang sama yaitu 57 mL.
      URI
      http://repository.poltekkes-smg.ac.id//index.php?p=show_detail&id=19844
      Collections
      • Repository Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang [19935]

      Copyright © Badan Litbangkes - Kementerian Kesehatan RI
      Jl. Percetakan Negara no.29, Jakarta Pusat 10560, Indonesia
      All rights reserved. 2019
      Contact Us | Send Feedback
        

       

      Browse

      All of R2KNCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      LoginRegister

      Copyright © Badan Litbangkes - Kementerian Kesehatan RI
      Jl. Percetakan Negara no.29, Jakarta Pusat 10560, Indonesia
      All rights reserved. 2019
      Contact Us | Send Feedback