View Item 
      •   R2KN Home
      • Politeknik Kesehatan Kemenkes
      • Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang
      • Repository Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
      • View Item
      •   R2KN Home
      • Politeknik Kesehatan Kemenkes
      • Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang
      • Repository Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      PENERAPAN TEKNIK SHAKER DAN LATIHAN MENELANTERHADAP DYSPHAGIA DAN ASPIRASI PNEUMONIAPADA PASIEN STROKE NON HEMORAGIKTesis

      Date
      2019
      Author
      ADE SUCIPTO
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Latar Belakang: Stroke dengan dysphagia terjadi akibat adanya gangguan proses menelan yang memerlukan beberapa elemen input sensori dari saraf tepi, koordinasi saraf pusat, dan respon motorik sebaik umpan balik. Pneumonia aspirasi terjadi paling sering pada pasien dengan faktor predisposisi dysphagia. Latihan menelan dan shaker bertujuan memberikan stimulus atau rangsangan terhadap reseptor fungsi menelan yang berada di lengkung faring anterior, sehingga fisiologi menelan yang normal akan kembaliTujuan: Menganalisi kekuatan otot menelan dan pencegahan aspirasi pneumonia pada pasien stroke dengan teknik shaker dan latihan menelanMotode: Randomized pretest and posttest control group design, sampel berjumlah 48 teknik sampling simple random sampling. Shaker latihan menelan, diberikan selama 1 kali sehari selama 7 hari, untuk menilai terjadi peningkatan kekuatan otot menelan digunakan RAPIDS sedangkan untuk aspirasi pneumonia menggunakan observasi hasil pemeriksaan radiografi. Analisa data menggunakan uji oneway anova.Hasil: Terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok latihan menelan + teknik shaker dibandingan kelompok shaker (? 8,500) dengan p=0,000 dan terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok latihan menelan + teknik shaker dibandingan kelompok latihan menelan (? 9,250) dengan p=0,000, sedangkan tidak ada perbedaan yang signifikan antar kelompok teknik shaker dibandingan kelompok latihan menelan (? 0,750) dengan p=0,079. Tidak ada kejadian aspirasi pneumonia pada semua kelompok.Kesimpulan: Penerapan teknik shaker ditambah latihan menelan lebih signifikan terhadap peningkatan status menelan, sehingga dapat diterapkan dalam pemberian asuhan keperawan pasien stroke dengan dysphagia
      URI
      http://repository.poltekkes-smg.ac.id//index.php?p=show_detail&id=20255
      Collections
      • Repository Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang [19935]

      Copyright © Badan Litbangkes - Kementerian Kesehatan RI
      Jl. Percetakan Negara no.29, Jakarta Pusat 10560, Indonesia
      All rights reserved. 2019
      Contact Us | Send Feedback
        

       

      Browse

      All of R2KNCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      LoginRegister

      Copyright © Badan Litbangkes - Kementerian Kesehatan RI
      Jl. Percetakan Negara no.29, Jakarta Pusat 10560, Indonesia
      All rights reserved. 2019
      Contact Us | Send Feedback