Abstract
Selama 23 tahun, sebelum dibredel pada 21 Juni 2004, Majalah tempo menjadi majalah berita mingguan yang paling penting di Indonesia, dan pemimpin Editor-Gunawan Mohamad, adalah seorang penyair dan intelektual yang cukup terkemuka di Indonesia. Namun, terlepas dari pengaruh besarnya, sejarah perjalanan Majalah Tempo tidak banyak dikenal orang. Aspek-aspek dari sejarah Tempo, termasuk akar kesusastraan dan nilai budaya tahun 60an, organisasi dan manajemen ekonominya, budaya dan sistem internal dalam menentukan sebuah berita, dan strategi bertahan hidup yang dimiliki ditengah tekanan-tekanan dari sistem pers di Indonesia pada saat itu, memberikan sebuah sudut pandang terhadap sejarah politik dan budaya Indonesia pada saat Orde Baru. Ditulis dengan gaya naratif, buku ini menggunakan metode dan sumber bervariasi: hasil observasi partisipan, analisa Tempo, pemberitaan-pemberitaan Tempo termasuk insiden Tanjung Priok 1984, arsip-arsip berita yang belum dipublikasikan dan lebih dari seratus wawancara dengan pendiri-pendiri Tempo, penulis-penulis dan kontributor-kontributornya.