Abstract
Latar Belakang : Jumlah apotek pada tahun 2016 sebanyak 153 apotek, setiap apotek memiliki satu apoteker pengelola apotek dan belum memiliki apoteker pendamping. Di Kota Jambi distribusi ketenagaan apoteker sebanyak 48% PNS yang tidak bisa berpraktik pada pagi hari dan sebanyak 52% Non PNS berperilaku sama yaitu berpraktik hanya pada hari dan jam tertentu saja. Sehingga fungsi dan peran apoteker banyak dilaksanakan oleh tenaga teknis kefarmasian/tenaga lainnya. Penyerahan antibiotika tanpa resep dokter di apotek dalam Kota Jambi berjalan dengan bebas. Antibiotika diberikan tanpa pemberian informasi dan pelayanan dilakukan oleh tenaga yang bukan di bidang kefarmasian, padahal regulasi yang mengatur tentang penggunaan antibiotika sudah sangat tegas dan jelas.Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran apoteker dalam pencegahan penyerahan antibiotika tanpa resep dokter di apotek Kota Jambi.Metode : Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data melalui diskusi kelompok terfokus/FGD pada Apoteker Pengelola Apotek dan wawancara mendalam pada Kasi Farmasi dan Akreditasi Dinas Kesehatan Kota Jambi.Hasil dan Pembahasan : Peran apoteker dalam pencegahan penyerahan antibiotika tanpa resep dokter di apotek. Kota Jambi belum seluruhnya sesuai dengan peraturan yang ditetapkan. Alasan penyerahan antibiotika tanpa resep, berdasarkan permintaan pasien dan omset/penjualan dimana pasien membawa contoh antibiotika (swamedikasi), antibiotika dalam golongan obat wajib apotek/lini yang rendah, dan penyerahan dilakukan oleh apoteker dengan penyampaian informasi dan edukasi. Apapun alasannya sangat bertentangan dengan peraturan yang telah ditetapkan. Insentif, kurangnya pelatihan, tidak adanya pengawasan, banyaknya obat dan banyaknya pasien menjadi faktor yang mempengaruhi penyeraha antibiotika tanpa resep oleh apoteker.Kesimpulan dan Saran : Peran apoteker dalam pencegahan penyerahan antibiotika tanpa resep perlu ditingkatkan utamanya dalam aspek pengetahuan dan keterampilan apoteker dalam penggunaan obat, serta pengawasan yang ketat dari pengambil kebijakan serta sangsi yang tegas untuk membantu peran apoteker yang lebih baik.Kata Kunci : Apotek, Apoteker, Antibiotika, Penggunaan Obat.