Abstract
Latar Belakang : Cakupan ASI eksklusif di Indonesia masih rendah (61,5%). Pemberian ASI eksklusif dapat mencegah keadaan gizi buruk. Cakupan ASI eksklusif di Kabupaten Klaten merupakan yang tertinggi di Indonesia. Pueskesmas Kayumas adalah Puskesmas dengan cakupan ASI eksklusif tertinggi di tahun 2012 (90%), sementara Puskesmas Kebondalem Lor adalah cakupan terendah (57%). Bidan desa berperan dalam program tersebut.Tujuan : Menganalisis peran bidan desa dalam pelaksanaan program ASI eksklusif dan dampaknya terhadap status gizi baduta.Metode : Penelitian menggunakan metode kualitatif. Informan utama 6 bidan desa, dan informan triangulasi adalah bidan coordinator, kepala puskesmas, kader, Kasie KIA, dan Kasie Gizi. Pengumpulan data dengan wawancara mendalam dan dianalisis dengan content analysis.Hasil : Semua bidan desa mempunyai iskap dan motivasi baik dalam pelaksanaan IMD dan ASI eksklusif, berkomitmen tidak memberkan susu formula kepada bayi dan tidak bekerja sama dengan produsen susu formula. Semua bidan desa sudah memahami dan melaksanakan tupoksinya. Bidan desa wilayah cakupan ASI eksklusif tertinggi sudah mengikuti pelatihan konselor ASI, pengetahuannya lebih baik dan sudah melaksanakan kegiatan kawal ASI. Bidan desa wilayah cakupan terendah belum mengikuti pelatihan konselor ASI dan belum melaksanakan kegiatan kawal ASI. Supervisi dari kepala puskesmas di wilayah cakupan tertinggi dilakukan secara mendadak tidak terjadwal dua sampai tiga kali dalam setahun. Supervisi wilayah cakupan terendah tidak dilakukan pada semua poskesdes. Supervisi dari Dinas Kesehatan tidak ada. Wilayah dengan cakupan ASI eksklusif tertinggi, jumlah status gizi baik lebih banyak dari wilayah cakupan rendah.Simpulan : Bidan desa berperanan besar dalam pelaksanaan program ASI eksklusif. Pelaksanaan program ASI eksklusif yang baik dapat mencegah gizi kurang dan buruk.Kata Kunci : bidan desa, ASI eksklusif, status gizi baduta