Abstract
Latar belakang. Halusinasi pendengaran adalah merupakan salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang dialami oleh pasien gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi berupa suara tanpa stimulus nyata Terjadinya gangguan ini dipengaruhi oleh faktor predisposisi dan faktor presipitasi. Keluarga merupakan unit yang paling dekat dengan pasien dan merupakan “perawat utama” bagi pasien. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan pasien di rumah. Tujuan. Mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan persepsi sensori halusinasi terintegrasi dengan keluarga di wilayah kerja puskesmas sempaja. Metode. Penulisan ini merupakan penulisan deskriptif dengan menggunakan rancangan studi kasus. Studi kasus adalah penulisan yang dilakukan dengan melakukan pendekatan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan. Hasil. Setelah dilakukannya implementasi serta evaluasi selama 6 hari didapatkan data bahwa dalam pemberian strategi pelaksanaan tindakan keperawatan maupun strategi pelaksanaan keluarga, mengalami peningkatan kemampuan antara subjek 1 dan subjek 2 walaupun kemanpuan subjk 2 masih dibawah subjek 1. Kesimpulan. Setelah dilakukan strategi pelaksanaan keluarga selama 6 hari dan setiap hari dilakukan terapi selama ±45 menit dan di evaluasi didapatkan hasil yang meningkat dibanding sebelum dilakukan inervensi baik subjek I dan subjek II.
Kata kunci : Strategi pelaksanaan keluarga, peran keluarga, gangguan persepsi sensori halusinasi