Abstract

Annesa El Kharisma Hubungan Pengetahuan Dan Faktor Risiko Dengan Kejadian TB Paru BTA (+) Di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Tahun 2017 VIII + 58 halaman, 12 tabel, 3 gambar, 9 lampiran ABSTRAK Penyakit TB Paru merupakan penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan global. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Padang, Puskesmas Padang Pasir merupakan puskesmas yang mengalami peningkatan kasus dalam 3 tahun terakhir dibandingkan dengan puskesmas lainnya. Untuk itu dilakukan penelitian dengan tujuan mengetahui hubungan pengetahuan dan faktor risiko dengan kejadian TB Paru BTA (+) di wilayah kerja Puskesmas Padang Pasir tahun 2017. Jenis penelitian yang digunakan adalah Case Control yaitu dengan membandingkan derajat keterpaparan (tingkat pengetahuan, kepadatan hunian, ventilasi dan riwayat kontak) antara yang menderita penyakit TB Paru (kasus) dengan yang tidak menderita penyakit TB Paru (kontrol). Populasi penelitian ini adalah masyarakat yang didiagnosa menderita penyakit tuberculosis paru TBA (+) oleh puskesmas yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas Padang Pasir. Sampel terdiri dari 20 kasus dan 20 kontrol dengan matching jenis kelamin. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling. Data diolah menggunakan anaisis univariat, bivariat dengan uji statistik chi-square dengan derajat kepercayaan 95 %. Hasil penelitian didapatkan hubungan yang bermakna kepadatan hunian, (p=0,011), ventilasi (p=0,026) dan riwayat kontak (0,002) dengan kejadian TB Paru. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan (p=1,00) dan kejadian TB Paru. Terdapat hubungan yang bermakna antara kepadatan hunian, ventilasi dan riwayat kontak dengan kejadian TB Paru BTA (+) di wilayah kerja Puskesmas Padang Pasir tahun 2017.Diharapkan petugas melakukan penyuluhan tentang TB Paru, inspeksi sanitasi rumah, meningkatkan program survey penderita TB Paru sehingga membantu mencegah penularan penyakit TB Paru. Daftar Pustaka : 24 (1999-2015) Kata Kunci : “TB Paru, Pengetahuan, Faktor risiko”