Abstract
Gangguan bersihan jalan nafas tidak efektif adalah ketidakmampuan membersihkan sekret atau obstruksi jalan nafas untuk mempertahankan jalan nafas tetap paten. Tuberkulosis paru merupakan penyakit radang parenkim paru karena infeksi kuman mycobacterium tuberkulosis. Berdasarkan World Health Organization (WHO), prevalensi tuberkulosis paru (TB) paru di Indonesia menempati urutan ketiga setelah India dan China yaitu hampir 700 kasus. Riset Kesehatan Dasar ( RISKESDAS, 2013) didapatkan jumlah tuberkulosis paru di Provinsi Lampung mencapai 50,9%. Penyakit tuberkulosis paru menjadi kasus tertinggi di Ruang Melati RSUD Dr.H. Abdul Moeloek pada bulan Februari 2019 sebanyak 57 pasien. Tujuan penulisan menggambarkan asuhan keperawatan pada pasien Tuberkulosis paru dengan masalah bersihan jalan nafas di Ruang Melati RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Pengumpulan data dilaksanakan di Ruang melati RSUD Dr.H. Abdul Moeloek tanggal 25-30 Maret 2019. Penulis menggunakan pendekatan asuhan keperawatan berfokus pada dua objek asuhan yang mengalami masalah bersihan jalan nafas. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu pengkajian, pemeriksaan fisik, wawancara dan analisa data. Hasil asuhan keperawatan pada pasien tuberkulosis dengan masalah bersihan jalan nafas selama tiga hari yaitu di dapatkan hasil frekuensi pernapasan pada kedua subjek asuhan adalah 26x/menit, pasien mampu mengeluarkan sekret, pola napas normal, tidak ada suara nafas tambahan. Saran pada pasien tuberkulosis paru dalam mempertahankan jalan napas yang bersih dan pola napas normal dengan menerapkan tindakan posisi semifowler, melakukan batuk efektif dan fisioterapi dada.
Kata kunci : Tuberkulosis, Latih batuk efektif, Posisi semifowler, Fisioterapi dada Bahan bacaan: 20 ( 2000-2018)