View Item 
      •   R2KN Home
      • Kementerian Kesehatan
      • Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
      • Jurnal Balitbangkes
      • Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research)
      • (eJournal 1) Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research)
      • View Item
      •   R2KN Home
      • Kementerian Kesehatan
      • Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
      • Jurnal Balitbangkes
      • Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research)
      • (eJournal 1) Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research)
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      PENINGKATAN MUTU TEMPE-KORO BENGUK

      Date
      2012
      Author
      Mahmud, Mien KMS
      Hermana, Hermana
      Yuniarti, Heru
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Koro Benguk (Mucuna pruriene), meskipun punya kadar protein tinggi dan pembudidayaannya mudah, belum dapat dimanfaatkan secara luas seperti kedelai. Sebagai sumber protein, pemanfaatan kedelai sangat tinggi dan menyebar luas karena kedelai dapat diolah menjadi produk lain yang digemari masyarakat konsumen. Salah satu produk kedelai yang paling digemari dan terbukti memberi banyak manfaat bagi kesehatan dan gizi adalah tempe. Koro benguk dapat diolah menjadi tempe yang mempunyai kadar protein 0-14,12. Namun, meskipun di daerah tempat tempe benguk banyak dihasilkan, tempe kedelai jauh lebih dikenal dan disukai masyarakat, hal ini mungkin karena mutu organoleptik tempe benguk rendah. Peningkatan muru gizi dan mutu organoleptik tempe dapat dilakukan dengan cara mengkombinasikan kacang yang digunakan sebagai bahan baku. Percobaan pembuatan tempe campuran koro benguk dan kedelai telah dilakukan di Puskitbang Gizi, Bogor. Tempe campuran benguk dan kedelai dalam perbandingan berat 3:2 dan 1:1 menunjukkan mutu fisik, mutu organoleptik dan mutu gizi yang lebih baik daripada tempe kedelai maupun tempe benguk. Mutu protein kedua tempe campuran ini, masing-masing 4,5% dan 18,3% lebih tinggi daripada tempe banguk. Mutu fisik dan mutu organoleptik tempe campuran benguk dan beras dalam perbandingan berat 3:1 lebih baik daripada tempe benguk; sementara mutu gizi hampir sama. Mutu fisik tempe campuran benguk dan beras dalam perbandingan 3:2 dan 1:1 lebih baik daripada tempe benguk, tetapi mutu organoleptik dan mutu gizi lebih rendah. Penambahan kedelai dalam pembuatan tempe benguk mempertinggi mutu gizi, mutu organoleptik dan mutu fisik tempe benguk.
      URI
      http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/pgm/article/view/1985
      Collections
      • (eJournal 1) Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) [491]

      Copyright © Badan Litbangkes - Kementerian Kesehatan RI
      Jl. Percetakan Negara no.29, Jakarta Pusat 10560, Indonesia
      All rights reserved. 2019
      Contact Us | Send Feedback
        

       

      Browse

      All of R2KNCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      LoginRegister

      Copyright © Badan Litbangkes - Kementerian Kesehatan RI
      Jl. Percetakan Negara no.29, Jakarta Pusat 10560, Indonesia
      All rights reserved. 2019
      Contact Us | Send Feedback