View Item 
      •   R2KN Home
      • Kementerian Kesehatan
      • Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
      • Jurnal Balitbangkes
      • Buletin Penelitian Sistem Kesehatan
      • (eJournal 1) Buletin Penelitian Sistem Kesehatan
      • View Item
      •   R2KN Home
      • Kementerian Kesehatan
      • Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
      • Jurnal Balitbangkes
      • Buletin Penelitian Sistem Kesehatan
      • (eJournal 1) Buletin Penelitian Sistem Kesehatan
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      KAJIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENYAKIT TUBERKULOSIS TERKAIT INDIKATOR MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS

      Date
      2013
      Author
      Laksono, Agung Dwi; Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI
      Astuti, Wahyu Dwi; Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI
      Waty, Erna; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga
      Atto'illah, Atto'illah; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      ABSTRACT Background: Pulmonary tuberculosis is one of the chronic infectious disease that became a global issue that were targeted in the MDGs and also listed in the SPM (Minimum Service Standards) of health. In lndonesia, the disease include anational priority for disease control programs for broad impact on quality of life and economy, and often result in death. Nevertheless, indicators of efforts to operationalize Tuberculosis is based on the MDGs as well as health SPM has not been done. In order to finance the efficiency of the national development efforts need synchronization with reference to the achievement of the MDGs SPM. For it is necessary to attempt the translation of operational and phasing of each indicator SPM that supports the achievement of the MDGs target indicators to be more easily understood and applicable. This step needs to be done to improve the accuracy of the policy in the budget allocation has been minimal so completelyon target. This research is explorative research type. This research carried out by purposive sampling study, was conducted in West Papua Province (Sorong and Raja Ampat) and East Java Province (Blitar and Tulungagung). Methods: The data collection is carried out through by NGT on field implementers and by FGD on tuberculosis experts as well as in-depth interview on the program managers in the field. Results: The results found three sub-indicators of tuberculosis that can be used as an indicator of the health sector SPM for tuberculosis, the invention Indicators of discovery with suspected tuberculosis with an indication of cough with phlegm for more than 2 weeks of unexplained causes. tf the child has ahistory of contacts of patients diagnosed with tuberculosis. Handling Indicators of success rate of 90% with a minimum of 85% cure rate. Conclusion: Indicator of the validity of the surveillance recording & reporting standards. To operationalize this sub-indicators into SPM studies are still needed for the formulation of tuberculosis diagnosis methods and the formulation of how to measure the validity of a standardized recording and reporting. Also further study is needed for the determination of target achievement every year. Key words: SPM, tuberculosis, indicators MDGs ABSTRAK Latar Belakang: Tuberkulosis paru merupakan salah satu penyakit menular kronis yang menjadi isu global yang menjadi sasaran di dalam MDGs dan juga tercantum di dalam SPM kesehatan. Di lndonesia penyakit ini termasuk salah satu prioritas nasional untuk program pengendalian penyakit karena berdampak luas terhadap kualitas hidup dan ekonomi, serta sering mengakibatkan kematian. Meski demikian upaya operasionalisasi indikator penyakit Tuberkulosis yang berdasarkan MDGs sekaligus SPM kesehatan belum pernah dilakukan. Dalam rangka efisiensi pembiayaan pembangunan nasional diperlukan upaya sinkronisasi pencapaian SPM dengan merujuk pada MDGs. Perlu dilakukan upaya penjabaran operasional serta pentahapan dari setiap indikator SPM yang mendukung tercapainya indikator target MDGs agar lebih mudah dipahami dan aplikatif. Langkah ini perlu dilakukan guna meningkatkan ketepatan kebijakan dalam pengalokasian anggaran yang sudah minim agar benar-benar tepat sasaran. Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian ekploratif. Dengan purposif sampling penelitian ini dilaksanakan di Propinsi Papua Barat (Kota Sorong dan Kabupaten Raja Ampat) serta Propinsi Jawa Timur (Kota Blitar dan Kabupaten Tulungagung). Pengumpulan data dilaksanakan melalui NGT pada pelaksana lapangan dan FGD pada para pakar tuberkulosis serta wawancara mendalam pada pelaksana program dilapangan. Hasil: Menemukan 3 sub indikator penyakit tuberkulosis yang bisa dijadikan sebagai indikator SPM bidang kesehatan untuk penyakit tuberkulosis, yaitu Indikator Penemuan berupa penemuan suspek tuberkulosis dengan md/~asl batuk berdahak lebln dan 2 mmggu yang tidak bisa dijelaskan penyebabnya. Bila pada anak ada riwayat kontak pasangan yang didiagnosa tuberkulosis. Indikator Penanganan berupa success rate 90% dengan cure rate minimal 85%. kesimpula.n: tnaiketor surveilan.s b~rupa validitas pencatatan & pelaporan yang standar. Untuk mengoperasionalkan sub indikeior trn ke ~a!am SPM mesin dibutuhken kajian untuk formulasi metode diagnosa tuberkulosis serta formulasi cara pengukuran va/~dltas ~encatatan dan pelaporan yang standar. Selain itu kajian lebih lanjut dibutuhkan untuk penentuan target pencepeien setIap tahunnya. Kata kunci: SPM, tuberkulosis, indikator
      URI
      http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/hsr/article/view/3000
      Collections
      • (eJournal 1) Buletin Penelitian Sistem Kesehatan [594]

      Related items

      Showing items related by title, author, creator and subject.

      • Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 60 Tahun 2016, tentang pembinaan Jabatan Fungsional Kesehatan dan Jabatan Fungsional Non Kesehatan Di Lingkungan kementerian Kesehatan 

        Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan
      • Thesis : Peran Dinas kesehatan Dalam Penyerapan Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas Dengan Mekanisme DAK Nonfisik Tahun 2016Studi Kasus Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman dan Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul 

        Baharudin Tukuwain
      • Laporan Data Susenas 2001 : Status Kesehatan, Pelayanan Kesehatan, Perilaku Hidup Sehat dan Kesehatan Lingkungan 

        Surkesnas, Tim

      Copyright © Badan Litbangkes - Kementerian Kesehatan RI
      Jl. Percetakan Negara no.29, Jakarta Pusat 10560, Indonesia
      All rights reserved. 2019
      Contact Us | Send Feedback
        

       

      Browse

      All of R2KNCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      LoginRegister

      Copyright © Badan Litbangkes - Kementerian Kesehatan RI
      Jl. Percetakan Negara no.29, Jakarta Pusat 10560, Indonesia
      All rights reserved. 2019
      Contact Us | Send Feedback