Follow-up of Impaired Glucose Tolerance Basic Health Survey 2007 in Jakarta in 2009
Date
2015Author
Mihardja, Laurentia; Pusat Biomedis Teknologi Dasar Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Jl. Percetakan
Negara No. 23, Jakarta Pusat
Delima, Delima; Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Alwi, Qomariah; Pusat Humaniora Kebijakan Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Ghani, Lannywati; Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Nainggolan, Olwin; Pusat Teknologi dan Intervensi Kesehatan Masyarakat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Raflizar, Raflizar; Pusat Teknologi dan Intervensi Kesehatan Masyarakat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Metadata
Show full item recordAbstract
ABSTRAKLatar Belakang:Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) atau Pre Diabetes merupakan keadaan yang belum termasuk kategori diabetes tetapi glukosa darah lebih tinggi dari normal. TGT merupakan faktor risiko terjadinya diabetes mellitus (DM), penyakit jantung koroner, stroke. Metode: Dilakukan penelitian follow up responden TGT Riskesdas 2007 pada tahun 2009 untuk mengetahui status hiperglikemianya apakah telah menjadi DM, tetap TGT atau Normal. Hasil:Didapatkan setelah 2 tahun 7,2% telah menjadi DM, 47,8% tetap TGT, 4,3% berubah menjadi gangguan glukosa puasa dan 40,7% menjadi normal toleransi glukosa. Kebiasaan perilaku, keadaan biologis seperti indeks massa tubuh, obesitas sentral, dislipidemia tidak berbeda signifikan antara tahun 2009 dibandingkan 2007. Dari analisis didapatkan pada kelompok TGT yang menjadi DM lingkar pinggang meningkat tapi tidak signifikan dan Homa IR (resistensi insulin) lebih tinggi (p < 0,05) dibandingkan kelompok lainnya. Saran:Disarankan agar pembuat program melakukan intervensi pada kelompok TGT agar tidak menjadi DM dan mencegah timbulnya komplikasi penyakit degeneratif.Kata kunci: Toleransi Glukosa Terganggu, obesitas sentral, DKI JakartaABSTRACTBackground: Impaired glucose tolerance (IGT) or pre diabetes is not categorized as diabetes yet but blood glucose level is more than normal. IGT is the risk factor for diabetes mellitus, coronary disease and stroke. Methods: In 2009, a cross-sectional study was conducted in DKI Jakarta to follow up 78 subjects identified as IGT in Basic Health Survey (Riskesdas) 2007. It aimed to assess the hyperglycemia status of the IGT subjects, whether developing into diabetes mellitus or becoming normal glucose tolerance or just remained IGT. Results: We found over two years for IGT subjects, 7.2% progressed to diabetes mellitus, 47.8% remained impaired glucose tolerance, 4.3% changed to impaired fasting glucose and 40.7% reverted to normal glucose tolerance. Life style and biological factors of the subjects, like body mass index, central obesity, dyslipidemia had no significant difference in year 2009 compared with 2007. In analysis we found waist circumference increased but not significantly difference and Homa-IR (insulin resistance) was higher (p < 0.05) in IGT conversed to Diabetes compared to other groups. Recomendations: Stakeholder should make an intervention program for IGT group in order to prevent them becoming diabetes or getting degenerative disease complications.Key words: Impaired glucose tolerance, central obesity, DKI JakartaCollections
Related items
Showing items related by title, author, creator and subject.
-
Selektivitas Medium Cystine Tellurite Blood Agar (CTBA) terhadap Beberapa Isolat Bakteri
Sariadji, Kambang; Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan; Sunarno, Sunarno; Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan; Khariri, Khariri; Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan; Puspandari, Nelly; Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan; Muna, Fauzul; Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan; Rukminiati, Yuni; Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan -
KEBIJAKAN PERIKLANAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL DI INDONESIA
Supardi, Sudibyo; Peneliti Pusat Teknologi lntervensi Kesehatan Masyarakat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan - Kementerian Kesehatan, Jakarta; Handayani, Rini Sasanti; Peneliti Pusat Teknologi lntervensi Kesehatan Masyarakat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan - Kementerian Kesehatan, Jakarta; Herman, M. J.; Peneliti Pusat Teknologi lntervensi Kesehatan Masyarakat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan - Kementerian Kesehatan, Jakarta; Raharni, Raharni; Peneliti Pusat Teknologi lntervensi Kesehatan Masyarakat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan - Kementerian Kesehatan, Jakarta; Susyanty, Andi Leny; Peneliti Pusat Teknologi lntervensi Kesehatan Masyarakat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan - Kementerian Kesehatan, Jakarta -
Kebijakan Pengawasan Iklan Pangan Olahan di Indonesia
Susyanty, Andi Leny; Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan; Supardi, Sudibyo; Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan; Handayani, Rini Sasanti; Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan; Herman, Max Joseph; Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan; Raharni, Raharni; Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan