View Item 
      •   R2KN Home
      • Kementerian Kesehatan
      • Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
      • Jurnal Balitbangkes
      • Jurnal Ekologi Kesehatan
      • (eJournal 1) Jurnal Ekologi Kesehatan
      • View Item
      •   R2KN Home
      • Kementerian Kesehatan
      • Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
      • Jurnal Balitbangkes
      • Jurnal Ekologi Kesehatan
      • (eJournal 1) Jurnal Ekologi Kesehatan
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      SITUASI FILARIASIS SETELAH PENGOBATAN MASSAL TAHUN KETIGA DI KABUPATEN MAMUJU UTARA

      Date
      2017
      Author
      Nurjana, Made Agus; Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Donggala, Badan Litbang Kesehatan, Kementerian Kesehatan
      Chadijah, Sitti
      Veridiana, Ni Nyoman
      Octaviani, Octaviani
      Anastasia, Hayani
      Rosmini, Rosmini
      Mujiyanto, Mujiyanto
      Lobo, Leonardo Taruk
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      ABSTRACT Mass Drug Administration (MDA) of lymphatic filariasis has been carried out for three years in North of Mamuju District. However, achievement of efficacy of this programme was unknown. The implementation of mass treatment to filariasis have been conducted for three years in the District of North Mamuju, but achievement of efficacy of this activity were not known yet. To determine the change of filarial situation as well as knowledge, attitude and behavior of the people to filariasis, after three years mass drug treatment, studies were conducted in March-November 2015, the activities were to collect mass blood fingerprick and interview to the local community. The blood fingerprick was conducted to two selected villages do to age 5 years up old (≥ 5 years), and interviewed was conducted to thirty selected villages do to age 15 years up old (≥ 15 years). The results showed that microfilaria rate in North Mamuju district was 1,39%, and the species was Brugiamalayi. Interviewed to 1,586 respondents indicated that knowledge of filariasis disease and the mass treatment it self were low, similary with the behavior related prevention to drug consumption. On the other hand their behave to prevention, control and filariasis treatment were positif. Microfilaria rate was still higher than 1%, as well as knowledge, attitude and behavior related to prevention and mass drug consumption were particularly still low, those indicated that after three years of mass drug treatment implementation the result did not showed as excpected. It suggested that mass drug implementation in North Mamuju need to be continued until five years,with right procedures and seriously monitoring to the area with chronic and microfilaria positive cases. Keywords: Filariasis, Mass treatment, North of Mamuju Regency   ABSTRAK Program pengobatan masal filariasis telah dilakukan selama tiga tahun berturut-turut di Kabupaten Mamuju Utara, namun penilaian terhadap keberhasilan pelaksanaan pengobatan tersebut belum pernah dilakukan.  Untuk mengetahui perubahan situasi filariasis serta perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat pasca tiga tahun pelaksanaan pengobatan masal, telah dilakukan survei darah jari (SDJ) dan wawancara pada masyarakat setempat dari bulan Maret sampai dengan November 2015. Survei darah jari dilakukan di dua desa terpilih pada masyarakat yang berusia lima tahun keatas (≥ 5 tahun), dan wawancara dilakukan pada masyarakat di 30 desa terpilih yang berusia lima belas tahun keatas (≥ 15 tahun). Hasil penelitian menunjukkan bahwa angka microfilaria rate di Kabupaten Mamuju Utara sebesar 1,39%,  dengan spesies Brugiamalayi. Hasil wawancara terhadap 1.586 responden menunjukkan bahwa pengetahuan tentang penyakit filariasis dan kegiatan pengobatan masal masih rendah, demikian halnya dengan perilaku masyarakat terkait pencegahan dan konsumsi obat massal. Sebaliknya masyarakat cenderung bersikap positif terhadap kegiatan pencegahan, pengendalian dan pengobatan filariasis. Angka microfilariarate yang masih diatas 1% (≥1%), serta pengetahuan dan perilaku masyarakat tentang penyakit filariasis dan perilaku masyarakat terkait pencegahan dan konsumsi obat massal masih kurang, hal ini menunjukkan pelaksanaan POMP belum menunjukan hasil seperti yang diharapkan. Disarankan kegiatan pengobatan masal filariasis di Kabupaten Mamuju Utara masih perlu dilanjutkan sampai dengan lima tahun, sesuai dengan prosedur dan dilakukan pemantauan yang ketat terhadap daerah dengan kasus kronis dan positif mikrofilaria. Kata kunci: Filariasis, Pengobatan Massal, Kabupaten Mamuju Utara 
      URI
      http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/jek/article/view/4926
      Collections
      • (eJournal 1) Jurnal Ekologi Kesehatan [401]

      Copyright © Badan Litbangkes - Kementerian Kesehatan RI
      Jl. Percetakan Negara no.29, Jakarta Pusat 10560, Indonesia
      All rights reserved. 2019
      Contact Us | Send Feedback
        

       

      Browse

      All of R2KNCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      LoginRegister

      Copyright © Badan Litbangkes - Kementerian Kesehatan RI
      Jl. Percetakan Negara no.29, Jakarta Pusat 10560, Indonesia
      All rights reserved. 2019
      Contact Us | Send Feedback