View Item 
      •   R2KN Home
      • Kementerian Kesehatan
      • Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
      • Jurnal Balitbangkes
      • Jurnal Penyakit Bersumber Binatang
      • (eJournal 1) Jurnal Penyakit Bersumber Binatang
      • View Item
      •   R2KN Home
      • Kementerian Kesehatan
      • Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
      • Jurnal Balitbangkes
      • Jurnal Penyakit Bersumber Binatang
      • (eJournal 1) Jurnal Penyakit Bersumber Binatang
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      AKIBAT DAN CARA MEMBERANTASNYA FASCIOLOPSIS BUSKI

      Date
      2018
      Author
      Sehatman, Sehatman
      Edison, Hendriek
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Fasciolopsiasis adalah penyakit kecacingan yang disebabkan oleh Trematoda (Fasciolopsis buski). Penyakit ini yang ditularkan melalui kontak langsung dengan tinja manusia dan babi, termasuk dalam tumbuhan air, dan siput. WHO mengatakan bahwa Fasciolopsiasis masih tetap menjadi masalah kesehatan masyarakat diberbagai negara dan merupakan program dari WHO pengendalian yang berkelanjutan. Meskipun pemerintah menganggap Fasciolopsiasis masih menjadi masalah kesehatan karena masyarakat sering berubah dalam kebiasaan makan, perubahan dalam praktek-praktek sosial dan pertanian, pendidikan kesehatan, industrialisasi, dan perubahan lingkungan. Perubahan iklim sekarang dan global tampaknya semakin mempengaruhi kecacingan Fasciolopsis buski, siput-borne, yang sangat tergantung pada faktor lingkungan. Fasiolopsiasis adalah contoh yang baik dari penyakit parasit yang muncul atau re-emerging dibanyak negara. Fasciolopsiasis ini sebagian besar menginfeksi pada anak-anak. Penulisan ini bertujuan: untuk mengembangkan atau mendalami materi penulisan dan menganalisis kejadian serta pemberantasan yang komprehensif dan efektif. Penelitian menggunakan metode pengambilan laporan tahunan Sudin Kesehatan Hulu Sungai Utara dan Anorital 2004 / 2008. Caranya adalah tinja diambil dengan lidi (seujung lidi) didicampur dengan NaCl 0,9% ditambah 1 tetes Eusin 2% kemudian dicampur rata dan ditutup dengan kaca penutup. Selanjutnya dibaca dibawah mikroskup dengan pembesaran awal 10x kemudian 40x untuk melihat telur atat cacing. Hasilya bisa dilihat diagram balok dimulai suvei sejak tahun 1985 sampai tahun 2007 telah diperiksa sebanyak 48.005 orang atau sampel dengan jumlah sampel yang positif Fasciolopsiosis sebanyak 2.211 orang dan sisanya negatif. Pada awal survei tahun 1985 ditemukan Fasciolopsiosis 148 sampel positif (prevalensinya 27%) dan 548 sampel negative. Pada diagram balok kosong dan diagram prevalensinya menunjukan nol atau 0,00% adalah tidak dilakukan survei terhadap kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) tersebut dan daerah lainnya tidak ikut dalam penelitian. Kesimpulan: dengan memutus mata rantai siklus kehidupan F. buski. Caranya: memberikan pendidikan dan pengetahuan untuk tidak mengkonsumsi bahan makanan mentah dan air mentah, mencuci tangan sebelum makan serta selalu memakai alas kaki merupakan cara yang efektif mencegah penyebaran fasciolopsiasis.
      URI
      http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/jpbb/article/view/8899
      Collections
      • (eJournal 1) Jurnal Penyakit Bersumber Binatang [28]

      Copyright © Badan Litbangkes - Kementerian Kesehatan RI
      Jl. Percetakan Negara no.29, Jakarta Pusat 10560, Indonesia
      All rights reserved. 2019
      Contact Us | Send Feedback
        

       

      Browse

      All of R2KNCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      LoginRegister

      Copyright © Badan Litbangkes - Kementerian Kesehatan RI
      Jl. Percetakan Negara no.29, Jakarta Pusat 10560, Indonesia
      All rights reserved. 2019
      Contact Us | Send Feedback